a. Masa VOC (Vereenigde Oost
Indische Compagnie)
Penjelajahan
Belanda, Cornelisde Houtman, mendarat kali pertama di Indonesia pada tahun
1596. Pada tahun 1598, bangsa Belanda mendarat di Banten untuk kali kedua dan
dipimpin oleh Jacob Van Neck. Upaya Inggris untuk mengatasi persaingan dagang
yang semakin kuat diantara sesama pendatang dengan mendirikan dan menyaingi
persekutuan dagang Inggris di India dengan nama East India Company (EIC). Pada
tahun 1619, kedudukan VOC dipindahkan ke Batavia (sekarang Jakarta) dan
diperintah oleh Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen ditujukan untuk merebut
daerah dan memperkuat diri dalam persaingan dengan persekutuan dagang milik
Inggris (EIC) yang sedang konflik dengan Wijayakrama (penguasa Jayakarta)
disebut sebagai “zaman kompeni”. VOC memperoleh piagam (charter), secara umum,
menyatakan bahwa VOC diberikan hak monopoli dagang di wilayah sebelah timur
Tanjung Harapan. Pada abad ke-18, VOC mengalami kemunduran dan tidak dapat
melaksanakan tugas dari pemerintah Belanda. Faktor penyebab kemunduran VOC
adalah sebagai berikut :
1) Banyaknya
jumlah pegawai VOC yang korupsi.
2) Rendahnya
kemampuan VOC dalam memantau monopoli perdagangan.
3) Berlangsungnya
perlawanan rakyat secara terus-menerus dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi dibubarkan dan pemerintah Belanda (saat itu republic Bataaf) mencabut hak-hak VOC. Pada tahun 1806, terjadi perubahan politik di Eropa hingga republik Bataaf dibubarkan dan berdirilah Kerajaan Belanda yang diperintah oleh Raja Louis Napoleon.
b. Masa
Deandels (1808-1811)
Belanda
pada saat itu, mengangkat Herman Willem Daendels (1808) sebagai gubernur
jenderal Hindia Belanda. Daendels dikenal sebagai penguasa yang disiplin dan keras
sehingga mendapatkan sebutan “Marsekal Besi” atau “jenderal Guntur”.
Langkah-langkah yang ditempuh Daendels
1) Melakukan
pembangunan fisik
(a) Membangun
pabrik senjata.
(b) Membangun
benteng pertahanan.
(c) Menarik
penduduk pribumi untuk menjadi tentara.
(d) Membangun
pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon.
(e) Membangun
jalan raya dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.000
km, yang kemudian terkenal dengan sebutan “Jalan Raya Daendels”.
2) Melakukan
pembangunan ekonomi
(a) Memungut
pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten).
(b) Menjual
tanah negara kepada pihak swasta asing.
(c) Mewajibkan
rakyat Priangan untuk menanam kopi (Preanger Stelsel).
(d) Mewajibkan
rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte
leverentie).
Akhirnya, pada tahun 1811,
Herman Willem Daendels digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens.
c. Masa
Janssens
Tugas
sebagai Gubernur Jenderal, Janssens ternyata tidak secakap Daendels (baik dalam
memerintah maupun dalam mempertahankan wilayah Indonesia). Janssens ternyata
tidak siap untuk mengimbangi kekuatan dan serangan Inggris, sehingga Janssens
menyerah pada 18 September 1811 dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian di
Tuntang (Salatiga).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar